Di Cekungan Bandung, pasti sudah ada ratusan atau bahkan ribuan sumur bor yang terdaftar, belum yang tidak terdaftar atau bahkan yang ilegal. Sumur-sumur bor yang terdaftar, untuk mengajukan izin pembuatan atau perpanjangan, harus melampirkan rencana konstruksi sumur, salah satunya adalah log sumur, yang dipakai untuk menentukan di kedalaman mana saringan/screen akan dipasang, atau dengan kata lain dari akifer mana air akan diambil. Akifer adalah lapisan yang menyimpan dan mampu melewatkan air.
Di Cekungan Bandung ada beberapa lapisan akifer. Ada lapisan akifer dangkal dan lapisan akifer dalam. Geometrinya cukup kompleks karena terbentuk dari perselingan endapan gunungapi. endapan kipas aluvial, dan endapan danau-rawa. Masing-masing endapan ini tidak selalu saling berhubungan, membentuk endapan yang pelamparannya luas. Seringkali endapan-endapan ini hanya berupa kantung-kantung (patches) yang hubungan antar satuannya itu menjari atau membaji.
Konsumsi air tanah di Cekungan Bandung sudah masuk dalam tahap mencemaskan. Pemompaan berlebih dari akifer dalam mengakibatkan akifer yang dulu sifatnya artesis, kini muka air tanahnya lebih rendah daripada batas atas lapisan (Hutasoit, 2009). Ekstraksi air tanah berlebih telah mengakibatkan penurunan ekstrim. Di beberapa tempat bahkan menyentuh hingga 23 cm/tahun (Abidin dkk, 2012).
Dalam rangka melindungi akifer, kita harus memahami geometri akifer kita. Hanya dengan begitu kita bisa membuat strategi pemantauan yang jitu, yang tepat guna. Data yang kita butuhkan untuk memahami geometri akifer sudah ada, yaitu data sumur-sumur bor yang sudah begitu melimpah kita punya.
Penelitian mengenai geometri akifer Cekungan Bandung terbaru dilakukan oleh Pak Bambang Sunarwan (2014) Dalam disertasinya, Sunarwan mengembangkan unit hidrostratigrafi di Cekungan Bandung berdasarkan parameter hidrolik, hidrokimia dan isotop. Hebatnya disertasi ini adalah keterbukaan akses. Artinya semua bisa melihat, membaca, dan mengakses datanya. Lisensi datanya adalah cc-by. Dalam lisensi ini, pengguna data dapat menggunakan dan mengadaptasi data dalam format apapun untuk kebutuhan apapun.
Karena keterbukaan datanya, saya bisa menggunakan data ini untuk mengembangkan aplikasi sederhana Sistem Informasi Hidrogeologi Cekungan Bandung. Ada sekitar 100 sumur yang saya jadikan data dasar. Data yang saya miliki adalah data log litologi dan log resistivitas. Kedua data ini bisa dijadikan sebagai dasar untuk menginterpretasi lapisan pembawa air/akifer. Berikut adalah tampilannya.
Aplikasi ini saya kembangkan berbasis R. Sebenarnya saya sudah membuat aplikasi webnya di menggunakan shinyapps.io, https://malikarrahiem.shinyapps.io/Malik_Apps/ . Tapi akun saya gratisan, hanya bisa diakses total 10 jam. Jadi sementara saya matikan. Akan dinyalakan nanti kalau mau ketemu dosen pembimbing.
Aplikasi pertama saya ini terbatas kemampuannya. Di dalam aplikasi, hanya ditampilkan titik-titik sumur. Jika kita mengeklik sumur, maka di layar sebelah kanan akan muncul log litologi dan resistivitas.
Dalam bayangan saya nanti, kita bisa menambah informasi yang ditampilkan. Misal formasi batuan X ada di kedalaman berapa, hidrostratigrafi Y ada di kedalaman berapa, dan seterusnya. Kita juga bisa menambah informasi lain seperti parameter hidrolik, hidrokimia, atau juga data isotop.
Latar belakangnya juga bukan cuma gambar Kota Bandung saja, tapi bisa juga ditambahkan poligon hidrogeologi yang didigitasi dari Peta Hidrogeologi Bandung. Bisa juga peta geologi, peta geomorfologi, atau juga peta tata guna lahan.
Selain itu, saya juga akan menampilkan penampang. Misal pengguna ingin membuat penampang di antara titik-titik tertentu, maka aplikasi akan menampilkan seperti gambar di bawah ini.
Tak cuma tampilan 2 dimensi, saya juga sedang mengembangkan model 3 dimensi unit hidrostratigafi di Cekungan Bandung. Melalui tampilan 3 dimensi, yang juga akan ditampilkan dalam webGIS ini nanti, pengguna bisa melihat model 3 dimensi dan memainkannya. Memutar-mutar, memperbesar, memperkecil, menambah dan mengurangi lapisan yang ingin ditampilkan, dll. Tapi ini masih belum ada yang bisa ditunjukkan jadi semoga segera bisa saya kerjakan.
Melalui sistem informasi hidrogeologi ini, saya berharap orang-orang menjadi lebih mudah untuk memahami sistem hidrogeologi Cekungan Bandung. Dengan memahami maka akan timbul rasa memiliki dan keinginan untuk menjaga. Selain itu, keterbukaan data juga akan mendorong tata kelola air tanah yang lebih transparan.
Saya menyadari bahwa ini masih panjang dan perlu tekad kuat serta konsistensi untuk mewujudkannya. Semoga Allah berikan saya kekuatan untuk menyelesaikan apa yang sudah saya mulai.
Bismillah