Ketika di Meteora

Negeri Yunani tak hanya tentang kisah panjang Dewa-Dewi. Juga bukan hanya tentang lahirnya demokrasi dengan filsafat-filsafat ternamanya; Sokrates, Aristoteles, Plato, Pytagoras. Ada sisi lain yang tak banyak orang ketahui, mungkin tenggelam oleh kisah-kisah yang disebut di awal. Yang memang begitu panjang dan mengesankan.

Salah satunya adalah kisah tentang Biara-Biara di Meteora. Ketika kami berada di Pegunungan Pindos, di bagian barat Thessalia, antara Metsovo dan Livadia, Yunani. Kami menyaksikan Perbukitan Meteora berdiri gagah menjadi saksi zaman. Salah satu bentang alam paling indah yang pernah saya lihat seumur hidup.

Selang-seling batupasir dan konglomerat, berlapis datar hingga miring landai, membentuk tebing-tebing tegak. Batuan tersingkap jelas, tanpa vegetasi menutupinya. Di puncak-puncaknya berdiri monasteri. Biara-biara Katolik Ortodox yang dibangun sejak abak ke-14.

Pada masa kejayaannya, terdapat 24 biara berdiri di bukit-bukit konglomerat Meteora. Biara ini menempel di tebing yang tinggi, dulunya hanya bisa diakses dengan tangga dan memanjat dinding yang tegak. Kini hanya 6 biara yang tersisa, sementara lainnya hanya tinggal reruntuhan saja.

Pemandangan Lembah Meteora
By Wisniowy – Own work, CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=4990018
Biara Rousanou
By Vaggelis Vlahos – Own work, CC BY 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=3431138

Tebing-tebing yang berdiri tegak hingga 400 meter merepresentasikan megahnya kekuasaan Tuhan. Suasana syahdu kala memandang bukit-bukit ini menjulang, menjadikan Meteora menjadi tempat yang sempurna untuk mencari kedamaian, untuk membaktikan diri kepada kehidupan rohani.

Di Meteora, para biarawan/biarawati mengabdi. Hidup di kesunyian yang jauh dari hiruk-pikuk kehidupan. Di puncak bukit, yang entah bagaimana mereka mendapat sumber airnya. Mungkin memanen air hujan, atau menjaring embun pagi.

Begitulah di Meteora. Hari berlangsung lambat. Meski di luar zaman beranjak cepat. Turis yang berlewatan. Satu per satu datang dan pergi. Tapi Meteora tetap berdiri.

Dengan Lawrence, kawan baik dari Ghana