Jelajah Jalur Klasik Lembah Sungai Rhine: Burg Rheinstein

IMG_0345.JPG
Burg Rheinstein dan Singkapan Kuarsit

Saya membayangkan berabad-abad lampau ketika peperangan terus terjadi antara satu daerah dengan daerah lain. Raja-raja berlindung di kastil yang dibangun di atas bukit, di atas bebatuan yang kuat, agar tidak bisa ditembus dari mana pun. Tembok-tembok disusun tinggi, menjadi pelengkap dari perlindungan alami yang disediakan tebing alam.

Membayangkan kembali ke masa lampau dapat dilakukan dengan menyusuri Sungai Rhine di Jerman. Di sepanjang Sungai Rhine, kastil berderet begitu banyak di bukit-bukit di tepiannya, lebih dari jari bisa menghitungnya. Kastil-kastil yang berdiri tegak menegaskan perannya dalam sejarah panjang peradaban Eropa.

Lembah Rhine yang merupakan lembah subur di Jerman merupakan manifestasi dari Graben Rhine, sebuah graben yang terbentuk sejak awal Kenozoikum atau setelah kepunahan dinosaurus 65 juta tahun lalu. Secara geografis, Lembah Rhine bisa dibagi menjadi tiga segmen, Rhine Atas atau Oberrheingraben mulai dari Basel hingga ke Wiesbaden, kemudian Rhine Tengah atau Mittelrheingraben mulai dari Bingen hingga ke Bonn, dan Rhine Hilir yang dimulai dari Bonn hingga bermuara ke Laut Utara.

Jika Oberrheingraben terkenal dengan area pertanian subur yang dibatasi oleh Perbukitan Horst Odenwald dan Perbukitan Vosges yang berlitologi granit, Rhine Tengah atau Mittelrhein terkenal sebagai jalur wisata klasik, salah satu yang terindah di Jerman.

Jalur ini juga telah diakui sebagai warisan dunia UNESCO. Beberapa kriteria yang mendasarinya antara lain: sudah sejak dua milenium menjadi jalur utama transportasi di Eropa, bentangalam yang luar biasa meliputi tatanan geologi dan geomorfologi serta kebudayaan manusia yang berkembang di dalamnya seperti kastil, perkebunan anggur, dan kota-kota kecil.

Sungai Rhine yang mengalir dari arah selatan berbelok ke barat ketika menabrak bebatuan tua Perbukitan Taunus dengan litologi kuarsit. Sungai ini terus mengalir hingga akhirnya berbelok kembali ke utara di Bingen. Di sini sungai ini menggerus bebatuan Perbukitan Taunus, menyingkapkan bebatuan masif dengan struktur geologi terlipat kuat, menghasilkan lembah terjal yang mengagumkan.

Lembah terjal ini berliku sejauh 65 kilometer, mulai dari Bingen hingga ke Kota Koblenz.  Lembahnya sempit, lebar Sungai Rhine di sektor ini paling lebar hanya 130 meter dan paling sempit 20 meter saja. Mungkin di beberapa segmen lebih tepat disebut sebagai Ngarai. Di sepanjang lembah ini berdiri bangunan-bangunan saksi sejarah bermilenium kebudayaan Eropa. Selama seribu tahun naik turun kebudayaan manusia di sini, ada sekitar 40 kastil yang didirikan di tepian lembah.

Pada masa perang di abad ke 17 banyak kastil-kastil ini ditinggalkan. Hingga akhirnya pada akhir abad ke 18 di saat kesadaran untuk mengapresiasi sejarah dan alam menjadikan pemandangan dramatis Lembah Sungai Rhine Tengah dihargai dan daerah ini dikembangkan. Hingga pada abad ke-19 banyak dilakukan aktivitas restorasi dan rekonstruksi.

Burg Rheinstein adalah salah satunya. Ia berdiri megah di seberang Kota Assmannshausen. Kastil ini dibangun pada abad ke-14  di atas bebatuan kuarsit Formasi Taunusquartzit berumur Devon, Sempat menjadi puing akibat ditinggalkan, kastil ini kemudian dibeli oleh Raja Frederick dari Prussia yang mengembangkannya dan bahkan kastil ini menjadi lokasi berlibur kesukaannya. Hal yang wajar karena suasana damai yang ditawarkan Lembah Rhine dengan aliran sungai yang pelan dan menenangkan.

Kini kapal-kapal feri berlewatan setiap hari membawa turis yang datang dari arah utara dari Koblenz atau dari arah selatan dari Rüdesheim. Tur menyusuri Sungai Rhine ini memang lebih cocok dengan kapal feri. Ada banyak paket yang ditawarkan dengan berbagai macam bahasa pengantar, sayang tidak ada yang sesuai dengan anggaran bulanan mahasiswa seperti saya.

Alhasil saya berjalan kaki, dari Rüdesheim menyusuri perkebunan anggur di tepian lembah hingga ke Kota Assmanshausen sejauh 7 kilometer, yang sepadan setiap langkahnya. Yang singkapan-singkapan membentang sejauh mata memandang, dan aliran sungai, hijau lembah, dan kastil-kastil tua.

Di Assmanshausen saya berhenti dan memandangi Burg Rheinstein seraya menetapkan niat bahwa saya nanti akan kembali lagi. Menyusuri sisa Lembah Mittelrhein yang belum terlangkahi. Yang menanti untuk ditafakuri, yang menjadi sumber rasa syukur atas kesempatan yang didapatkan.

Untuk lihat video perjalannnya bisa mampir di kanal Youtube saya: Geotouren des Rudesheim am Rhein jangan lupa suka dan komentar ya!

Sampai jumpa lagi.

IMG_0382.JPG

IMG_0360.JPG
Singkapan kuarsit ke arah hulu dari Burg Rheinstein, perhatikan arah kemiringan lapisan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *