Buntsandstein, Batupasir Penyusun Istana-Istana

IMG_0004
Ludwigsmonument di Luisenplatz

Menjadi karakter dasar seorang geolog untuk mengamati batuan yang ada di sekitarnya. Bebatuan yang menyusun bangunan-bangunan, yang menjadi hiasan dinding, lantai, patung, dan bentuk-bentuk lain yang melibatkan batuan sebagai komponen dasarnya. Terkadang karakter ini terlihat aneh bagi orang lain tatkala melihat seorang geolog sedang bercengkerama dengan bebatuan yang dilihatnya. Ia meraba, mengamati dengan saksama, memukul dengan palunya, menyeketsa dengan pensilnya. Ia kantongi batuan sebagai buah tangan tempat yang dikunjunginya. Dan kamu bisa melihat koleksi bebatuan di rak lemarinya.

Begitu pun saya. Ketika pertama sampai di Jerman, saya begitu terkagum-kagum pada bangunan-bangunan tua yang ada di sini. Pada kastil-kastil yang dibangun di atas bukit-bukit, juga bangunan tua yang menjadi ikon kota-kota. Salah satu hal yang saya perhatikan adalah batuan merah yang menjadi material utama bangunan-bangunan tua itu. Salah satunya adalah tugu di tengah-tengah Luisenplatz, Darmstadt, kota saya tinggal.

Sering saya perhatikan batuan merah ini menjadi batuan penyusun bangunan, mulai dari rumah-rumah tua, gedung-gedung di dalam kota, kastil, contoh kastil yang paling ternama adalah Kastil Heidelberg, yang juga sama dibangun dari susunan batuan ini juga. Selain itu ada juga Freiburg Muenster, Strasbourg Muenster, St. Bartholomeus Kaiserdom Frankfurt, Basel Muenster, Johannesburg Palace di Aschaffenburg, dll. Seketika teringat Candi Borobudur yang disusun dari batuan andesitik hasil volkanisme di sekitarnya, Merapi, Merbabu, dan Sumbing.

heidelberg-3321047_960_720
Kastil Heidelberg di Heidelberg, Baden Wuertemberg

Ternyata batuan penyusun bangunan-bangunan megah ini adalah batupasir merah Buntsandstein yang berumur Mesozoikum, tepatnya Permian Akhir hingga Triasik Pertengahan, sekitar 252 – 246 juta tahun yang lalu. Pada mulanya, formasi ini dikenal menjadi batas permulaan Mesozoikum, namun ternyata kemudian diketahui bahwa periode pengendapan formasi ini bermula lebih awal, tepatnya di akhir kala Permian.

Buntsandstein jika kita terjemahkan berarti batupasir berwarna. Ia tidak disebut sebagai batupasir merah atau Rotliegend, karena ternyata sekitar 150 tahun lalu, ketika formasi ini pertama diteliti, nama Buntsandstein telah digunakan dan menjadi familier.

Formasi ini adalah formasi batuan yang penyebarannya cukup luas di Eropa; Polandia, Jerman, Denmark, Belanda, hingga ke selatan Inggris. Pengendapannya terjadi  pada lingkungan darat dengan kondisi iklim arid. Ketebalan formasi ini mencapai 1 km di pusat cekungannya, yaitu di sekitar utara Hessen dan di selatan dari Niedersachsen.

Karena morfologinya yang menarik Buntsandstein banyak membentuk monumen-monumen alam yang megah. Beberapa contohnya seperti:

  1. Teufeltisch –> Meja Setan, lokasi di Wasgau, Rhineland Palatinate
  2. Altschlossfelsen –> Bebatuan Kastil Tua, lokasi di Brechenberg, Rhineland Palatinate
  3. Lange Anna, Holigoland, Laut Utara
  4. Stiefel –> Batu Sepatu Boots, lokasi St. Ingbert Saarland
548px-2012_05_18_023_Teufelstisch_(Wiki_Loves_Earth_2015)
Von Friedrich Haag – Eigenes Werk, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=40524113
675px-Altschlossfelsen
Von Christian Rosenbaum – Eigenes Werk, CC BY-SA 3.0 de, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=32679169
1200px-Lange_Anna,_Helgoland
Von Teta2015 – Eigenes Werk, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=40621066
Stiefel
Von Pixelfeuer, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=3243308

Sumber: https://de.wikipedia.org/wiki/Buntsandstein

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *