Excellence Prize of Big Data Competition For Sustainable Cities and Urban Communities 2016

So, we did it yeayy! After a month of discussion and several late night meetings, we finally win Excellence Prize in Big Data Competition For Sustainable Cities and Urban Communities 2016 held by UN Global Pulse. I’m proudly present you to this two young pretty ladies who inspire me a lot and always spread some positive energy.

Pravitasari and Gita!!

115735
Ita – Malik – Gita

A few months ago, I was asked to accompany Ita and Gita to Tangkuban Perahu. They were doing some research about tourism accessibility for the disables. Later they proposed an idea to some sociopreneurship competition about Captour which stands for Capable Tourism, an act to provide tourism for everyone, especially the disable.

Unfortunately, their brilliant idea didn’t make it to the competition. But the idea itself is still waiting to be manifested.

In May, I saw a competition leaflet. It is Big Ideas Competition For Sustainable Cities and Urban Communities 2016 held by UN Global Pulse. I read the booklet and I think that the proposal wouldn’t be so hard to create. So I ask Ita and Gita to join the competition as a team and we discussed about topic we should proposed. Later we chose this idea, Tune Map – Mapping accessible pedestrian routes for people with visual impairments in Bandung.

Of course for Ita dan Gita, this is not a new idea since they’re deeply concern about the mobility for the disables. Me? I think I’m a great catalyst. It is a great honor for me to be able to work with such brilliant peoples. Those who’s never stop spreading the positive vibes.

So here we are, Excellence Prizes Winner of Big Ideas Competition for Sustainable Cities and Communities.I praise Allah for this Ramadhan Kareem, Praise Him for this blessing. I’m really proud to be part of the team, and I’m looking forward for our next project. Lezgooo!

http://unglobalpulse.org/news/winners-big-ideas-competition-sustainable-cities-and-urban-communities-announced

Sepercik Kasih Travel O’Logy

Saya senang bercerita. Mungkin ini turun dari mama saya yang sangat pandai bercerita. Pernah suatu ketika beberapa kawan mampir ke rumah. Mereka sudah ingin pulang, tapi mama menahannya dengan tidak berhenti-berhentinya bercerita. Waktu teman-teman sudah berdiri mendekat ke pintu, mama melanjutkan lagi ceritanya sampai teman-teman akhirnya duduk lagi.

Kesenangan itu saya bawa hingga mahasiswa dan sekarang setelah lama lulus kuliah. Ketika mendirikan Travel O’Logy, salah satu motivasi saya saat itu adalah agar saya bisa menjadi interpreter sekaliber dosen saya, Pak Budi Brahmantyo, yang hampir semua orang mengakui bahwa beliau pandai membawakan kisah geologi dengan cara yang sederhana. Motivasi dari beliau pun sama, harapannya adalah ada interpreter muda yang bisa mengedukasi geologi dengan cara yang populer lagi tidak menggurui.

Bercerita tentang geologi membuat saya merasa berkembang. Bagaimanapun saya dipaksa untuk merangkum semua detil rumit kisah geologi tentang tektonik, petrogenesa, sedimentologi, vulkanisme, dan lain-lain ke dalam bahasa sederhana yang bisa dimengerti bahkan oleh bocah TK. Mencoba berbagi juga berarti saya harus membuka diri bahwa saya lebih banyak tidak tahu dan menerima juga bahwa mungkin ada orang lain yang lebih tahu, dan saya boleh jadi salah.

Bagi saya, pengalaman bersama Travel O’Logy adalah suatu pencapaian paling hebat dalam hidup saya. Meskipun Travel O’Logy belum berkembang sebagaimana yang saya bayangkan, meskipun ia masih tersengal-sengal, namun saya merasa bangga bahwa kami sudah sampai sejauh ini.

Perlu energi yang begitu besar untuk mendirikan sesuatu yang berkelanjutan. Perlu energi yang besar untuk menciptakan sistem yang bisa berjalan. Perlu energi yang besar untuk bertahan selama ini. Namun yang lebih diperlukan adalah kerendahan hati, untuk bisa menerima bahwa saya tak akan menjadi apa-apa tanpa bantuan dari teman-teman semua. Terima kasih banyak untuk : Fusi, Kure, Yuanita, dan Ikhrandi sebagai founder pertama Travel O’Logy. Terima kasih juga untuk Amran, Ndoy, Edo, Asmi, Carok, Sirka, Nabilah, Dulleh, dan teman-teman lain yang sudah banyak membantu kami bisa berjalan sampai sejauh ini.

Mari berkarya lagi setelah Lebaran!